Medan,(SHR) Insiden keributan yang sempat terjadi di halaman parkir RS Pirngadi Medan pada Rabu (30/4/2025) malam menimbulkan trauma bagi B boru Hutasoit. Ia mengaku diperlakukan layaknya pesakitan yang diusir.
"12 tahun saya kelola parkir ini, tidak pernah ada masalah, namun saya diusir dengan sangat tidak manusiawi," kata B boru Hutasoit, Kamis (1/5/2025).
Perempuan setengah baya ini pun menceritakan background insiden itu. Menurutnya, ia melalui CV Gabmora telah tiga kali memperpanjang kerjasama pengelolaan parkir di RS Pirngadi Medan. Kontrak pertama 5 tahun, kontrak kedua 2 tahun dan kontrak ketiga 5 tahun.
Pada kontrak ketiga masa kerjasama berakhir hingga tanggal 30 April 2025. "Saya sudah mengajukan permohonan perpanjangan kerjasama pada 11 Maret lalu namun hingga sekarang tidak dibalas," ujarnya.
Ia pun kemudian mendengar kabar kalau perusahaannya tidak akan diperpanjang kontraknya. "Saya dapat informasi dari pihak humas dan Direktur RS Pirngadi kalau pengelola baru sudah ditunjuk oleh Wakil Walikota Medan," tambahnya.
Karenanya saat ia diundang untuk presentasi pada tanggal 29 April, ia tidak menghadirinya. "Buat apa kami presentasi kalau pengelola parkir baru sudah ada? ini kan ecek-ecek," katanya lagi.
Sebelumnya melalui kerabatnya sudah menemui Direktur RS Pirngadi dr Suhartono yang meminta agar pengelola parkir kembali membuat portal. Permintaan itu disanggupi namun dengan syarat jika terjadi keributan siapa yang bertanggungjawab.
"Kita punya pengalaman waktu pasang portal menyebabkan kemacetan di jalan juga menyebabkan keributan karena para pegawai terburu-buru mengisi absen pagi," kata Boru Hutasoit.
Akibatnya portal dirusak para pegawai agar bisa segera mengisi absen. Juga pernah ambulan Dinsos yang menabrak portal agar bisa segera masuk. "Kerusakan portal siapa yang menanggung? kami juga kan?," urainya.
Setelah berkonsultasi dengan pimpinan rumah sakit saat itu, akhirnya diputuskan portal dibuka. "Kalau sekarang mereka minta kembali dipasang portal, itu artinya memang sengaja ingin membuang kami. Membuat portal itu ratusan juta," tegas ibu 3 anak ini.
Karena sudah tahu ia tidak akan mengelola lagi parkir, B boru Hutasoit pun secara bertahap mulai mengeluarkan inventaris perusahaannya seperti tenda dan beberapa alat-alat dari lokasi. Apalagi kabar sudah ada pengelola baru sudah didengarnya.
Namun sesuai kesepakatan kerjasama, ia harus menyelesaikan tanggungjawabnya hingga tanggal 30 April 2025 pukul 00.00 WIB. Karenanya ia sangat kaget ketika Rabu (30/4/2025) pukul 22.00 WIB datang puluhan orang yang mengusir petugas parkirnya.
Ia menilai tindakan ini sangat merusak citra rumah sakit milik Pemko Medan ini. Juga menunjukan ketidakprofesionalan manajemen RS Pirngadi Medan.
"Harusnya pihak manajemen mempertemukan pengelola lama dengan pengelola baru, dilakukan serah terima sesuai dengan aturan, bukan main kayak preman jalanan, main rebut dan buat keributan," tegasnya.
Ia juga mengaku sejak mengetahui sudah ada pengelola baru atas petunjuk Wakil Walikota Medan, Zakiyuddin Harahap, sudah tidak terlalu berharap untuk kembali mengelola parkir di RS Pirngadi. Namun ia tidak menyangka terjadinya pengusiran.
"Kami ini diperlakukan seperti parkir liar, manajemen RS Pirngadi memang sangat tidak profesional, masalah seperti ini saja tidak bisa mereka selesaikan dengan baik-baik. Kami ingin masuk baik-baik, keluar juga baik-baik bukan diusir," keluhnya.
"Saya sedang sakit, disuruh datang malam-malam terus diminta segera mengosongkan lokasi oleh puluhan orang sambil marah-marah padahal belum pukul 00.00 WIB," kata boru Hutasoit.
Saat itu hadir Golden dari bagian Humas RS Pirngadi mengaku mendapat perintah dari Direktur RS Pirngadi untuk segera mengosongkan lokasi. Ia mendesak petugas parkir memanggil B boru Hutasoit malam itu juga.
Sementara Direktur RS Pirngadi Medan, dr Suhartono dan Kabag Humas Gibson yang dikonfirmasi Kamis (1/5/2025) tidak membalas pesan yang dikirim.
(Tim)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.