Sekelompok Pemuda dan Mahasiswa Yang Tergabung JMI Kembali Menggelar Aksi Demo Kemenag RI

 


Medan,(SHR) Sekelompok Pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Mahasiswa Indonesia (JMI), Kamis (21/12/2023) kembali menggelar aksi demo di depan kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI di Jakarta. Tuntutannya tetap sama, meminta Menteri Agama Yaqul Cholil Caumas agar secepatnya mencopot Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut, Prof. Nurhayati, serta mengusut tuntas kasus dugaan  “Doktor Bodong” yang dilakoni MH, Ketua salah satu Ormas keagamaan terbesar di Sumatera Utara.

Demo ini sudah jilid keempat. Sebelumnya, pada Kamis (16/11/2023), JMI menggelar demo di Kemenag RI dengan berbagai orasi. Kemudian, pada Senin (20/11/2023), JMI beraksi lagi dengan membawa seekor bebek sebagai isyarat agar Menteri Agama tidak membebek dalam kasus-kasus yang ada di UIN Sumatera Utara Medan. Dan, Kamis (23/11/2023), JMI “ribut” lagi dengan membawa keranda putih, sebagai isyarat telah matinya kepedulian Kemenag terhadap kasus yang memalukan di UIN Sumut.

Aksi Jaringan mahasiswa Indonesia (JMI) ini awalnya berjalan lancar. Tapi, karena Menteri Agama dan pejabat lainnya tak mau turun, terpaksa aksi dialihkan ke jalan raya di depan gedung Kemenag RI. Setelah puas berkoar-koar di jalan raya, pendemo kembali berorasi di depan pintu gerbang Kemenag RI. Di sini, nyaris terjadi keributan dengan petugas keamanan Kemenag, karena pendemo tak diizinkan masuk. Alhasil, terjadi dorong-dorongan di pintu gerbang.

Melihat situasi ini, Penanggungjawab Aksi, Ahmad Ridwan Dalimunthe ingin melanjutkan aksi ke Istana Negara. Tapi, di tengah perjalanan, setelah berkoordinasi dengan aparat dari Polda Metro Jaya, aksi ke Istana Negara itu diundurkan. “ Kami akan demo khusus ke Istana Negara beberapa hari lagi, “ kata Ridwan Kamis (21/12/2023) siang melalui sambungan selluler.

Sekedar mengingatkan, MH adalah Ketua sebuah organisasi keagamaan besar di Sumatera Utara yang mengikuti sidang promosi terbuka program doktor, beberapa pekan lalu di UIN Sumut. Namun, berdasarkan pengakuan beberapa dosen pengampu mata kuliah, mereka belum memberikan nilai pada MH. Selain itu, baik dosen dan teman sekelas MH mengakui bahwa MH hanya beberapa kali saja hadir dan mengikuti kuliah. Justru inilah yang menjadi pertanyaan mengapa MH tiba-tiba bisa mengikuti sidang promosi terbuka program doktor.

Ridwan menjelaskan, demo ini akan terus dilakukan sebelum ada tindakan tegas terhadap Rektor UIN Sumut dan pembatalan gelar yang disandang MH. Ridwan menilai, kasus dugaan sidang tanpa nilai itu merupakan aib besar yang ada di UIN Sumut. Bukan cuma memalukan UIN Sumut, tapi juga Kemenag dan ummat Islam. “ Tak pantas kampus negeri melakukan hal itu.(ceria)

Share on Google Plus

About swarahatirakyat

Media Online
www.SwaraHatiRakyat.Com
"Menyuarakan Hati untuk Kebenaran"
Telp.Redaksi : 0813-9764-0276

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.