Medan, (SHR) Sedikitnya ribuan Masyarakat Batak di Sumatra Utara (Sumut) menolak rencana pemusnahan ternak babi di Sumut, menyusul wacana yang dikeluarkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi untuk memusnahkan babi di Sumut.
Terkait hal tersebut masyarakat pecinta daging babi, peternak, pengusaha
rumah makan dan penjual daging serta penjual pakan ternak yang bersatu
didalam "SaveBabi" menggelar rapat Akbar berlangsung di Wisma Mahinna,
Jalan Rela Medan, Selasa (21/1/2020).
Dalam rapat yang digelar, Ketua gerakan "SaveBabi" Boasa Simanjuntak
mengungkapkan masyarakat Batak dan pencinta babi di Sumut dengan tegas
menolak rencana tersebut, karena babi mempunyai kedaulatan tersendiri
dalam kehidupan orang Batak, apalagi urusan adat.
"Dalam urusan adat batak, babi tidak dapat digantikan dengan hewan lain, ini bukan perkara main-main", ujar Boasa Simanjuntak.
Boasa menjabarkan, didalam adat Batak, saking sakralnya ternak babi bisa
terjadi pertengkaran antar keluarga jika ada satu pihak yang tak
mendapat bagian dari ekor babi. Itu baru bagian ekor, belum lagi dengan
urusan lain yang lebih esensial.
Boasa Simanjuntak juga menyayangkan pihak pemerintah yang dinilai lalai
dalam penetapan status penyakit yang menyebabkan kematian puluhan ribu
babi di Sumut.
Sementara itu Tuaman Purba juga mengatakan sejumlah organisasi Batak
menolak keras kebijakan Gubsu, dan akan melakukan aksi terkait hal
tersebut.
“Kami
akan melakukan aksi menolak kebijakan Gubsu, pada awal Februari
mendatang. Kami sudah berkoordinasi dengan banyak organisasi Batak yang
ada di Sumut”, kata Tuaman, seraya menambahkan Tim pengacara juga sudah dibentuk sebagai upaya menggugat melalui class action.
Terkait klarifikasi Gubernur Edy yang sudah menyatakan tidak ada niat pemusnahan babi itu, Tuaman menganggap pernyataan itu hanyalah “buang badan” karena sudah heboh di media.
Terkait klarifikasi Gubernur Edy yang sudah menyatakan tidak ada niat pemusnahan babi itu, Tuaman menganggap pernyataan itu hanyalah “buang badan” karena sudah heboh di media.
“Gubernur Edy ini kan ada arogannya. Kalau sudah tersudut suka ‘ngeles’.
Karenanya kita tetap akan menggelar demo awal Februari mendatang",
ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, membantah disebut
akan memusnahkan (stamping out) ternak babi di Sumut untuk menghentikan
virus African Swine Fever (ASF) yang sedang mewabah di 18 kabupaten/kota
di Sumut.
Hal itu disampaikan melalui Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Sumut, Azhar Harahap, dalam konfrensi pers, di Kantor Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan, Jalan Gatot Subroto, Medan, Jumat (17/01/2020)
lalu.
Dia menegaskan, pemusnahan babi tidak akan dilakukan karena bertentangan
dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2012 tentang
Kesejahteraan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan, Bab III
Kesehatan Hewan Pasal 83-Pasal 99.(ceria)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.