IPW Sebut Promosi Jabatan Polri Diwarnai Aksi Lompat Pagar

Jakarta,SHR -  Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane promosi jabatan di tubuh Polri masih diwarnai aksi ‘lompat pagar’. Hal tersebut merujuk pada pengangkatan mantan Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Brigjen Pol Eko Indra Heri menjadi asisten kapolri bidang sumber daya manusia (ASDM).
“Pengangkatan posisi ASDM yang baru sangat ironis karena menabrak tatanan dan ketentuan yang ada seharusnya Menpan RB (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin) dan Komisi 3 DPR serta Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional) menegur Polri,” kata Neta dalam keterangannya, Minggu, 19 Agustus 2018.
Neta merujuk pada Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2016 tentang Sistem Pembinaan Karier Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Aturan ini membahas soal eselon atau tingkatan dalam jabatan di lingkungan organisasi yang disusun sesuai peran bidang tugas masing-masing
Menurut dia, pengangkatan Brigjen Eko yang masih menduduki eselon II A sebagai karo binkar tidak sesuai dengan peraturan ini. Seharusnya, kata dia, Eko menduduki eselon 1-B inspektur jenderal terlebih dahulu baru bisa menjadi 1-A inspektur jenderal (posisi ASDM).
Dia menjelaskan bila kenaikan jabatan dengan pola jalan pintas itu dibiarkan, anggota Polri akan frustasi. Pasalnya, pola itu sama saja menabrak sistem baku dalam kenaikan jabatan.
“Setelah gagal mengangkat Kapolda Metro Jaya (Irjen Idham Azis) sebagai wakapolri, rupanya elite Polri melakukannya di asisten SDM. Ini sangat disesalkan. Asisten SDM yang lama Irjen Arief Sulistyanto yang selama ini dikenal tegas, konsisten dan strength kok malah membiarkannya,” kata dia.
Neta mencatat promosi jabatan di Polri dengan pola jalan pintas itu bukan hal yang baru di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Salah satu contohnya adalah kenaikan pangkat bagi Brigjen Listyo Sigit Prabowo.
Sebelumnya, Sigit saat berpangkat komisaris besar adalah ajudan Presiden Jokowi. Selanjutnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menunjuk Sigit sebagai kapolda Banten.
Menurut Neta, seharusnya Sigit sebelum jadi kapolda Banten ditarik ke Mabes Polri terlebih dahulu untuk meraih pangkat brigjen. “Setelah beberapa bulan baru naik pangkat brigjen dan menjadi kapolda,” ujar Neta.
Dirinya juga menyoroti kenaikan seorang petinggi di Polda Jateng yang sebelumnya dianggap sukses mengamankan pernikahan putri Presiden Jokowi di Solo. “Setelah pindidikan langsung jadi wakapolda Jateng,” ucap dia.
Untuk itu, Neta melanjutkan, banyak perwira polri berpangkat kombes yang sudah selesai pendidikan justru malah dinonjobkan selama bertahun tahun. Oleh karena itu, Polri harus menghentikan praktik mengistimewakan figur tertenru.
“Padahal tatanan yang benar itu seperti Komjen Ari Dono sebagai Wakapolri. Dia diangkat tapi tidak ‘lompat pagar’,” ungkap dia.
Seperti diketahui, Komjen Ari Dono resmi menjabat sebagai wakapolri menggantikan Komjen (Purn) Syafruddin yang kini telah menjadi Menpar RB. Ari Dono sebelumnya menjabat sebagai kabareskrim Polri.Posisi kabareskrim saat ini digantikan Irjen Arief Sulistyanto, yang sebelumnya menjabat ASDM. Sementara itu, posisi ASDM diemban oleh Brigjen Pol Eko Indra Heri.
Share on Google Plus

About swarahatirakyat

Media Online
www.SwaraHatiRakyat.Com
"Menyuarakan Hati untuk Kebenaran"
Telp.Redaksi : 0813-9764-0276

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.