JAKARTA/// SHR – Kepala Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono menyindir para calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai Kementerian/Lembaga lainnya yang menolak pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Alasannya, kawasan ibu kota itu secara khusus dibangun untuk generasi mendatang.
“Karena IKN adalah kota bagi mereka, bukan buat saya, generasi saya, bukan buat generasi Menteri Bappenas, itu buat generasi muda ke depan. Itulah IKN,” ujar Basuki dalam acara Diseminasi Hasil dan Penyampaian Dokumen Publikasi Pendataan Penduduk Ibu Kota Nusantara (PPIKN) 2025 di kantor BPS, dikutip Rabu (17/12/2025).
Sebagai contoh, Basuki mengatakan setiap PNS yang pindah ke IKN akan mendapatkan fasilitas tempat tinggal yang menurutnya sudah sangat lengkap.
Semisal area tempat tinggal yang diberikan memiliki luas 98 m2 dengan tiga kamar tidur, dua kamar mandi, ruang tamu, ruang makan dan dapur.
“Namanya rusun karena saya khawatir kalau kita bilang apartemen, dikira ASN itu sombong tapi jelas itu kayak apartemen, airnya tap water langsung diminum, hot and cold,” terang Basuki.
“Jauh lebih baik daripada CPNS yang di sini kos-kosannya di Tambun, atau Pamulang,” sindirnya.
Dalam kesempatan itu, Basuki turut memastikan tinggal di IKN sangatlah nyaman. Sebab ia sendiri bersama jajaran OIKN sudah membuktikan.
“Jangan khawatir, kami semua sekarang sudah di IKN. Saya sendiri bersama seluruh 1.100 aparat optorita berada di IKN,” tegas Basuki.
Menurut Basuki, data ini dapat dimanfaatkan untuk arah pembangunan ibu kota tersebut ke depan. Misalkan saja berdasarkan data kondisi perumahan warga IKN, pihak Otorita dapat memetakan fasilitas dasar apa yang harus dibangun ke depan.
“Itu semua macam-macam, ada yang tidak punya toilet, ada yang kurang air bersihnya, padahal di sana kemarin stunting paling tinggi. Jadi saya kira data ini akan bisa juga untuk menyerang stunting, termasuk untuk air bersihnya, untuk sanitasinya,” kata Basuki saat ditemui di Gedung BPS, Selasa (16/12/2025).
Dia mengatakan, data diperlukan sekali dalam perencanaan, tidak hanya infrastrukturnya, tapi juga intervensi dalam rangka tadi semuanya.
Selain untuk memetakan fasilitas infrastruktur apa yang diperlukan. Menurut basuki dengan data kependudukan ini pihaknya dapat menentukan sarana publik apa yang dibutuhkan atau diminati warga IKN
Ia mencontohkan karena penduduk IKN saat ini didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z, Otorita dapat mencari investor-investor yang ingin membangun pusat hiburan dan olahraga seperti padel atau bioskop.
“Memang Gen Z dan Millennial yang hampir 50 koma sekian persen, itu berarti memang ini kota harus didesain untuk anak muda, itu awalnya. Kemudian jadi sekarang saya harus mencari investor yang untuk misalkan membangun padel, bioskop, karena itu arahnya ke sana,” terangnya.
Data Kependudukan IKN
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, melaporkan hasil Pendataan Penduduk Ibu Kota Nusantara (PPIKN). Dalam laporan tersebut, kawasan IKN itu telah dihuni 147.427 jiwa.
“Berdasarkan hasil pendataan PPIKN atau pendataan penduduk Ibu Kota Nusantara 2025, penduduk IKN saat ini di wilayah deliniasi IKN tercatat sebanyak 147.427 jiwa atau sebanyak 43.293 rumah tangga,” kata Amalia.
Amalia melaporkan dari jumlah tersebut, generasi Z mendominasi populasi warga IKN sebanyak 27,20%, diikuti oleh generasi milenial sebanyak 23,53%. Sehingga total penduduk berusia 13-44 tahun (Gen Z dan Milenial) mencapai 50,73%.
Kemudian populasi penduduk IKN lainnya diisi oleh generasi Post-Gen Z sebanyak 22,28%, generasi X sebanyak 19,29%, baby boomer sebanyak 7,14%, dan pre-boomer sebanyak 0,55%.
“Penduduk IKN pada tahun 2025 didominasi oleh penduduk usia produktif, yaitu penduduk usia 15 sampai dengan 64 tahun dengan proporsi sebesar 67,91%,” jelasnya.
Sementara terkait data kondisi perumahan warga IKN, Amalia memaparkan 232 rumah tangga atau 0.54% dari total populasi lantai rumahnya masih berupa tanah. Kemudian ada juga rumah tangga yang belum punya fasilitas buang air besar yakni 142 rumah atau 0,33% dari populasi.
“Rumah tangga yang sumber air minumnya berasal dari air hujan atau sebanyak 530 rumah tangga, dan terakhir Bapak dan Ibu kami mengidentifikasi ada 49 rumah tangga atau sekitar 0.11% dari total rumah tangga di IKN yang sumber penanaman utamanya bukan dari listrik,” papar Amalia.( Jun )
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.