Orangtua Siswa SMA N 1 Harian Laporkan Dugaan Korupsi Kepsek ke Gubernur Sumatera Utara

Samosir,(SHR)Dugaan korupsi pengadaan mobiler Dan Bos 2024 berupa persekongkolan antara Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kec Harian Kabupaten Samosir, Ketua Komite dan rekanan dan tidak sesuai spesifikasi sehingga belum 1 Tahun sudah banyak meja dan kursi rusak telah dilaporkan ke Gubernur Sumatera Utara.

Orangtua siswa melaporkan dugaan praktek korupsi kepada Gubernur Sumatera Utara pada bulan September lalu, Akan tetapi informasi yang diperoleh, Pihak Inspektorat Provinsi Sumatera Utara belum menindaklanjuti.

Dalam pengaduannya, Hasil rapat orangtua dan pengurus komite disepakati bahwa SPP siswa – siwa sebesar Rp.65.000 setiap orang per bulan dengan besaran 1 Jam pelajaran Rp.60.000 akan tetapi kepala sekolah membuat kebijakan dengan guru yang bersangkutanmemberi gaji guru yang baru dengan jumlah yang berbeda atau diluar yang disepakati yang dibayar Rp.500.000 yang seharusnya kelebihan uang mesti untuk guru.

Antara lain Anatasya Silalahi 29 Jam Pelajaran x Rp.60.000 = Rp.1.740.000 yang dibayar Kepala Sekolah Rp.500.000. Cahaya Ujung 19 Jam Pelajaran x Rp.60.000 = Rp. 1.140.000 dibayar Rp.650.000. Tioliska , 19 Jam Pelajaran x Rp.60.000 = Rp.1.40.000 namun yang dibayar hanya Rp.500.000. Eviyanti Siregar 20 Jam Pelajaran x Rp.60.000 = 1.200.000 yang dibayar Rp.600.000, Daniati Siregar 19 Jam Pelajaran x Rp.60.000 = Rp.1.140.000 harusnya dibayar sebesar Rp. Rp.1.140.000 tetapi hanya dibayar Rp.500.000. Sehingga orangtua siswa dan para tokoh masyarakat mempertanyakan uang yang tidak diberikan kepada guru – guru dengan jumlah per bulan Rp. 3.610.000 x 3 Bulan sebesar Rp. 10.830.000.

Selain itu, Orangtua siswa SMA Negeri 1 Kec Harian juga melaporkan Pengadaan Buku dari Dana Bos yag tidak jelas, dan penggunaan Uang SPP diluar kesepakatan Rapat Dewan Guru.

Sehingga membebankan siswa mengangkut air untuk Kamar Mandi dengan jarak lebih kurang 200 Meter serta adanya pungutan terhadap siswa yang pindah dengan membayar SPP selama 3 Semester dan sikap arogansi Kepala Sekolah terhadap guru dihadapan para siswa.(SMMT)