Medan —,(SHR) 17 Oktober 2025. Aktivis muda Sumatera Utara, Muhammad Idris Sarumpaet, angkat bicara terkait kasus penipuan online yang menyeret narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta dan merugikan ayah dari publik figur Raline Shah hingga Rp 254 Juta. Ia menilai kasus ini menjadi bukti nyata lemahnya pengawasan di dalam lapas dan harus ada langkah tegas dari pemerintah.
“Kalau napi bisa bebas menjalankan penipuan dari dalam penjara, ini bukan lagi sekadar kelalaian, tapi kegagalan sistem pengawasan. Kepala Lapas harus bertanggung jawab,” tegas Idris dalam keterangannya di Medan.
Idris juga mendesak Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia untuk segera mencopot Kepala Lapas Tanjung Gusta serta mengevaluasi menyeluruh pola pengawasan terhadap narapidana, khususnya terkait penggunaan alat komunikasi di dalam sel.
Menurutnya, kejadian ini mencoreng wajah penegakan hukum dan membuat masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap sistem pemasyarakatan. “Bayangkan, orang yang sedang menjalani hukuman masih bisa menipu masyarakat luar. Ini sangat memalukan,” ujarnya tegas.
Idris juga mendorong aparat penegak hukum menindak tegas pelaku serta memeriksa kemungkinan adanya keterlibatan oknum petugas. “Jangan hanya napi yang dihukum, tapi juga siapa pun yang lalai atau ikut bermain di dalam,” tambahnya.
Kasus ini menjadi sorotan nasional dan memicu desakan publik agar sistem pengawasan lapas diperketat. Idris menegaskan, suara masyarakat tidak boleh diabaikan, dan langkah cepat dari pemerintah adalah kunci untuk memulihkan kepercayaan publik.(Tim)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.