Medan,(SHR) Aliansi Pemuda & Mahasiswa Sumatera Utara berunjuk rasa di depan Mapolda Sumut, Jalan Sisingamangaraja, KM 1,5, Medan, Jumat ( (7/2/2025)), pukul 15.40 sore.
Adapun Massa yang datang menggunakan mobil dan sepedamotor itu mendesak pihak berwenang untuk menangkap, mengadili Joko Widodo (Jokowi) atas dugaan keterlibatannya dalam berbagai kasus korupsi serta kebijakan yang dinilai merugikan rakyat.
Aliansi mahasiswa dari sejumlah kampus di Medan ini dalam orasinya menilai bahwa hukum harus ditegakkan secara adil tanpa pandang bulu. Oleh karena itu, mereka mengajukan empat tuntutan utama.
“Tangkap dan adili Joko Widodo, massa Teriak sembari membawa spanduk hitam berisikan tangkap dan adili Joko Widodo.
Koordinasi aksi, Febrianto Sipayung Menyampaikan Bahwasanya Jokowi harus bertanggung jawab atas dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan dirinya dan keluarganya.
“Tidak boleh ada kekebalan hukum bagi siapa pun, termasuk mantan presiden.
Kami mendesak aparat penegak hukum untuk segera menindaklanjuti berbagai kasus dugaan korupsi yang telah dilaporkan dan dipublikasikan secara luas, bahkan sampai Joko Widodo tercatat masuk 10 besar pimpinan negara terkorup yang sudah dilansir di media,” kecamnya.
Ia menjabarkan, kasus-kasus dugaan korupsi dan kebijakan yang menyalahi itu seperti kasus BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta), korupsi BMW, korupsi TransJakarta, korupsi dana KONI, korupsi DJKA, kasus Blok Medan, dugaan korupsi rekomendasi tas bansos di Sritex, kasus pengurangan denda PT SM terkait kebakaran hutan, penggunaan jet pribadi untuk liburan, pembangunan pagar laut, dan lainnya.
Adapun laporan atas kasus-kasus ini telah diajukan ke lembaga penegak hukum namun hingga saat ini belum ada langkah konkret dalam penyelidikan maupun penyidikan. Untuk itu kami meminta pihak kepolisian khususnya Polda Sumut bisa segera mengusut dugaan kasus hukum ini secara jelas dan transparan,” tegasnya lagi.
Aliansi juga menuntut investigasi terhadap kebijakan yang terbukti merugikan rakyat, termasuk proyek pagar laut di Banten, Bekasi, Sidoarjo, dan daerah lainnya, kebijakan yang menyebabkan kelangkaan gas LPG 3 kg, yang berdampak pada rakyat kecil.
Keresahan ini akibat menimbulkan penderitaan bagi masyarakat dan harus segera dievaluasi serta diperbaiki dan meminta kembalikan Polri sebagai Institusi Independen. Kami menuntut agar Polri kembali menjadi lembaga yang netral, independen, dan berpihak pada rakyat, sesuai dengan amanat konstitusi,” bebernya.
Dalam pers rilisnya, aliansi memaparkan 4 tuntutan utama mereka, yakni:
1. Tangkap dan Adili Joko Widodo
Jokowi harus bertanggung jawab atas dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan dirinya dan keluarganya. Tidak boleh ada kekebalan hukum bagi siapa pun, termasuk mantan presiden.
2. Usut Tuntas Dugaan Korupsi yang Melibatkan Jokowi dan Keluarganya
Kami mendesak aparat penegak hukum untuk segera menindaklanjuti berbagai kasus dugaan korupsi yang telah dilaporkan dan dipublikasikan secara luas, termasuk:
Kasus BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta)
Korupsi BMW
Korupsi TransJakarta
Korupsi dana KONI
Korupsi DJKA
Kasus Blok Medan
Dugaan korupsi rekomendasi tas bansos di Sritex
Kasus pengurangan denda PT SM terkait kebakaran hutan
Penggunaan jet pribadi untuk liburan
Pembangunan pagar laut, dan lainnya
Meskipun laporan atas kasus-kasus ini telah diajukan ke lembaga penegak hukum, hingga saat ini belum ada langkah konkret dalam penyelidikan maupun penyidikan.
3. Usut Kebijakan yang Merugikan Rakyat
Aliansi juga menuntut investigasi terhadap kebijakan yang terbukti merugikan rakyat, termasuk:
Proyek pagar laut di Banten, Bekasi, Sidoarjo, dan daerah lainnya
Kebijakan yang menyebabkan kelangkaan gas LPG 3 kg, yang berdampak pada rakyat kecil
Kebijakan-kebijakan ini telah menimbulkan penderitaan bagi masyarakat dan harus segera dievaluasi serta diperbaiki
4. Kembalikan Polri sebagai Institusi Independen
Kami menuntut agar Polri kembali menjadi lembaga yang netral, independen, dan berpihak pada rakyat, sesuai dengan amanat konstitusi. Polri harus:
Menjunjung tinggi hukum, keadilan, dan kebenaran Tidak tunduk pada tekanan politik atau kekuasaan
Menjadi pelindung dan pengayom masyarakat secara profesional
"Jika tuntutan ini tidak segera ditindaklanjuti, kami akan terus melakukan aksi dan mengawal kasus-kasus ini hingga keadilan benar-benar ditegakkan," tulis aliansi dalam pernyataan sikapnya.(Tim)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.