Situasi
dunia yang di ambang perang Dunia ketiga dengan semakin memanasnya
konflik antar negara dan peperangan di wilayah Timur Tengah membuat
milyaran manusia diliputi ketegangan tentang masa depan kehidupan dan
perdamaian dunia.
Kampanye perdamaian telah dilakukan oleh
berbagai pihak dan upaya mempertemukan pihak pihak yang bertikai terus
dilakukan, namun semua itu tidak cukup menghentikan konflik dan
peperamgan.
Manusia di era global yang lebih merasa bebas
sebagai individu dan semakin lemah ikatan pada keluarga, bangsan ,
negara, dan tokoh tokoh termasuk tokoh agamanya menjadikan tidak ada
satu monopoli kekuatan yang mampu menggerakan perdamaian dunia dan
menjadikan umat manusia tercerai berai dalam berbagai sudut pandang dan
kepentingan.
Oleh karena itu Persatuan umat manusia telah
disadari oleh berbagai pihak sebagai jalan keluar yang terbaik, berbagai
organisasi agama dan bangsa bangsa telah memulai usaha usaha tersebut
sayangnya fakta berbicara malah semakin banyak perpecahan baik di tubuh
kelompok agama maupun bangsa bangsa , islam, kristen, hindu, budha dan
sebagainya telah terpecah dalam berbagai aliran, demkian pula bangsa
bangsa pecah malah jatuh ke dalam kekacauan seprti federasi yugoslavia,
rusia, mesir, suriah, libya , afghanistan dan lain lain.
Pertanyaann
kenapa usaha persatuan umat manusia ni gagal? sebab hanya Tuhan melalui
utusanNya yang bisa menyatukan hati milyaran umat manusia ciptaanNya,
oleh karena itu kedatangan utusan Tuhan di akhir zaman ini bukan hanya
sebagai kebutuhan tetpai solusi satu satunya bagi kehidupan dan
perdamaian umat manusia
Demikian bagian dari ringkasan ceramah
keagamaan yang disampaikan oleh berbagai mubaligh Ahmadiyah dihadapan
ribuan anggotanya dalam acara Jalsan Salanah (Pertemuan Tahunan) anggota
Jamaah Muslim Ahmadiyah wilayah DKI & Tangerang yang dilaksanakan
selama 3 (tiga ) hari pada tanggal 30 April sampai dengan 01 Mei 2017
Hadir
dalam acara tersebut para tokoh tamu undangan Non Ahmadiyah seperti
Kyai Nahdatul Ulama Misbahul Munir Sekjen Persekutuan Gereja Indonesia
(PGI) Pendeta Gomar Gultom, Ketua Yayasan Cahaya Guru Heni Supolo, para
tokoh dan jawara Banten, aktifis Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman
Thowik Anwari serta aparat pemerintahan daerah Tangerang.
Dalam
salah satu sesi sambutan ketua Yayasan Cahaya Guru sangat tertarik
dengan konsep hidup yang dijadikan bangunan karakter Anggota Ahmadiyah
melalui 27 Tuntutan Gerakan Hidup Tahrik Jadid dimana sebagian
diantaranya seperti " hidup sederhana, lindungi hak hak perempuan,
budayakan hidup jujur, kerja keras tidak menganggur dan mengisi waktu
libur dengan pengkhidmatan kemanusiaan " beliau sampaikan sebagai nilai
nilai universal yang sangat mendasar yang jika ditanamkan dan
dioperasionalkan dalam amalan oleh guru guru kepada murid akan
memberikan sumbangsih yang besar pada bangsa dalam membangun masyarakat
indonesia yang berkarakter baik.( Djunaidi )
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.