Bangunan RKB SMAN 2 Namohalu Esiwa dibangun Tanah Labil

Nias,SHR - Kedatangan Tim fasilitator dari tingkat provinsi terkait bangunan pengembangan Ruang Kelas Baru (RKB) di SMAN 2 Namohalu Esiwa, setelah dilakukan survey dilapangan ternyata tanah tersebut labil.

Hal itu disampaikan oleh Abram tim fasilitator, Kamis (10/10/19). Kepada awak media; Abram menjelaskan via selular bahwa kedatangan mereka bersama tim fasilitator adalah untuk melakukan survey pada bangunan pengembangan RKB SMAN 2 di Namohalu Esiwa, setelah kita lakukan survey maka kita merekomendasikan bahwa kondisi tanah tempat bangunan RKB tersebut labil, jelas Abram.

Selanjutnya awak media konfirmasi terkait tanah hibah milik Asanudin Gea dan Aminudin Gea, yang sebelumnya telah menghibahkan tanah mereka untuk pembangunan SMAN 2 kepada pemerintah daerah, Abram mengatakan bahwa itu bukan kewenangan mereka terkait hibah tanah.

Masalah hibah tanah, kami tidak punya kewenangan untuk itu pak, kami hanya tim fasilitator yang mengawasi kondisi bangunan pengembangan RKB, jelasnya kepada awak media.

Dua penghibah tanah diketahui sebelumnya bahwa pada pembangunan SMAN 2 Namohalu Esiwa, Asanudin Gea dan saudaranya Aminudin Gea telah menghibahkan tanahnya kepada pemerintah daerah kabupaten Nias Utara seluas 2 ha. Surat hibah tersebut dibuat pada tanggal 20/05/2016.

Tidak tanggung_tanggung, surat hibah kedua bersaudara ini, langsung dengan orang nomor satu di Nias Utara , M Ingati Nazara, A.Md.

Belakangan diketahui, kepala sekolah SMAN 2 Tolo'aro Gea juga telah menghibahkan tanahnya untuk membangun pengembangan RKB.
Kepada awak media, Tolo'aro beralasan bahwa ianya menghibahkan tanah untuk pengembangan RKB SMAN 2 karna tanah hibah milik Asanudin dan Aminudin adalah tanah labil.

Anehnya, Tolo'aro menghibahkan tanahnya seluas 7.000 m  kepada DR. Drs. Arsyad, MM kepala dinas pendidikan provinsi Sumatera Utara, bukan kepada pemerintah daerah Nias Utara. Sehingga ketika ada pengembangan bangunan RKB, Tolo'aro mengarahkan bangunan tersebut dilokasi tanah yang dihibahkannya.

ketika tim fasilitator dari provinsi turun langsung dilapangan, Rabu (9/10/19), setelah dilakukan survey ternyata tanah yang ia hibahkan juga termasuk tanah labil.

Dari hasil pantauan awak media ketika turun dilapangan melihat jarak tempuh antara bangunan SMAN 2 yang sudah dibangun ditanah yang dihibahkan Asanudin dan Aminudin dengan bangunan pengembangan RKB yang kini sedang dibangun diatas tanah hibah milik Tolo'aro berjarak lebih dari satu kilometer.

Dan beberapa siswa merasa berat untuk bersekolah ditempat yang baru dibangun, dengan alasan melihat kondisi jalan menuju sekolah baru terlalu jauh dari permukiman dan jalanya buruk.

Asanudin Gea penghibah tanah yang juga sebagai komite SMAN 2 merasa kecewa dengan tingkah kepala sekolah yang seakan_akan menggagalkan bangunan sekolah diatas tanah yang mereka hibahkan.

Kami benar benar kecewa kepada kepala sekolah, ujar Asanudin kesal saat ditemui awak media. Lanjut, kalau memang alasannya karena tanah labil, kan kita menghibahkan tanah itu 2 ha, dan tidak mungkin semuanya labil. Sedangkan tanah yang dia hibahkan juga labil, kecus Aminudin.

Jadi saya menduga, kalau nantinya bangunan sudah siap disana, sementara anak sekolah enggan untuk bersekolah ditempat itu, lalu bangunan itu mau dibongkar lagi, Tentu tidak kan ?

Lucunya kepala sekolah menghibahkan tanahnya kepada Kadisdik provinsi, kenapa bukan sama pemerintah daerah ? Kata Aminudin terheran_heran.

Terkait dengan polemik tanah hibah, selanjutnya awak media berupaya untuk konfirmasi kepada pihak_pihak terkait, guna mendapatkan informasi selanjutnya.( Zalukhu )
Share on Google Plus

About swarahatirakyat

Media Online
www.SwaraHatiRakyat.Com
"Menyuarakan Hati untuk Kebenaran"
Telp.Redaksi : 0813-9764-0276

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.