Medan, (SHR) Menanggapi masalah banjir yang terjadi baru-baru ini di sekitaran Jalan Dr. Mansyur Kota Medan, anggota Komisi IV DPRD Kota Medan, Paul Mei Anton Simanjuntak menyebutkan, program penanganan banjir di Kota Medan yang digagas oleh Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) tidak tepat sasaran. Pasalnya, sedikit saja hujan mengguyur Kota Medan kerap menjadi langganan banjir akibat meluapnya air dari sungai.
“Kita melihat program penanggulangan
banjir di Kota Medan masih belum tepat. Terbukti masih banyak draenase
yang tidak bekerja secara maksimal, dalam menyerap dan menampung air,”
kata Paul.
Pria yang akrab di panggil Paul yang
merupakan Politisi dari Partai PDI Perjuangan ini mengatakan, minimal
harus ada dilakukan normalisasi. Lalu, dipikirkan bagaimana agar Medan
ini tidak lagi terjadi banjir.
“Artinya harus ada pekerjaan drainase
yang benar-benar mampu menanggulangi persoalan banjir ini. Sebab,
normalisasi hanya untuk membantu kelancaran air saja, belum tentu
sebagai solusi agar tidak lagi banjir,” ujarnya.
Menurut Paul, dengan anggaran yang ada,
jika dikerjakan secara benar dan tepat sasaran sudah cukup. Sebagai
contoh, seperti jalan rusak. Cukup jalan itu saja yang diperbaiki jangan
jalan yang masih bagus juga diperbaiki. Karena pada prinsipnya
bagaimana jalan di Medan ini tidak berlubang.
“Seperti Jalan Deli yang rusak 200
sampai 300 meter saja, tapi kenapa sepanjang JaIan GB Josua yang
diaspal? Kalau uangnya ada mungkin gak masalah semua diaspal. Tapi
keuangan Pemko Medan kan sangat terbatas. Sementara di wilayah lain
masih banyak jalan yang juga butuh perbaikan,” terangnya.
Kemudian, begitu juga dengan drainase,
sambung Paul Mei Anton, seharusnya ditinjau wilayah mana saja yang
menjadi kawasan banjir untuk kemudian dilakukan program penanggulangan.
Dengan kata lain, harus ada skala prioritas yang harus dikerjakan untuk
mengatasi persoalan banjir.
“Memang keberadaan Petugas Penanganan
Prasarana dan Sarana Umum (P3SU) yang ada di kecamatan sudah cukup
berarti dalam melakukan perawatan parit. Hanya saja cara kerjanya yang
masih belum optimal. Banyak mandornya yang tidak profesional, faktornya
mungkin karena kerja tak kerja, tapi mereka tetap terima gaji. Harusnya
mereka digaji berdasarkan laporan kinerja. (ceria)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.