MEDAN, (SHR) – Untuk cegah dini dan deteksi dini terorisme diperlukan adanya satu sistim yang dapat yang baik.
Sistim itu dapat dibangun dari bawah,
mulai dari tingkat pemerintahan paling bawah yaitu kepala lingkungan
serta Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas dapat menditeksi dan menangkal aksi
teror di masyarakat hal ini dikatakan Kapolrestabes Medan Kombes pol
Dadang Hartanto saat bertugas sebagai pembicara di acara Koordinasi Tiga
Pilar kebangsaan yang dilaksanakan di gedung MICC jalan Ringroad
Kecamatan Medan Sunggal, Rabu (16/5/2018) jam 9:00 WIB.
Rasa prihatin dan duka cita yang mendalam terhadap para korban aksi terorisme.
” saya ingin menggambarkan, tentang
bagaimana Radikalisme masuk ke dalam masyarakat dengan cepat yang ini
harus kita tangkal dan cegah. ” Negara kita adalah negara kaya yang mana
penduduknya terdiri dari beragam agama dan suku bangsanya.
Kebhinekaan ini adalah kekayaan terbesar bagi negara kita.
Kebhinekaan ini adalah kekayaan terbesar bagi negara kita.
Jadi kita harus mendidik anak dan cucu kita agar mereka dapat menerima perbedaan sebagai anugrah.
Ancaman global terorisme yang kita
hadapi saat ini sangat besar dan perlu kerja sama kita TNI, Polri,
pemerintah dan masyarakat untuk menjaga negara kita ini dari ancaman
teroris.
Kita lihat saat ini di media sosial saat
ini begitu banyak video-video yang mempertontonkan bagaimana mereka
(ISIS dan Al Qaeda) mempersiapkan anak-anak muda kita untuk mereka
doktrin menjadi pengikut mereka.
Mereka menanamkan paham-paham radikal di pikiran anak anak kita.
Untuk itu kita harus bekerja sama untuk
menangkal itu semua. TNI-Polri saja tak akan mampu menghadapi ancaman
terorisme tampa dukungan kita semua, demikian arahan dari Kapolrestabes
Kota Medan ini.
Dadang juga menambahkan, bahwa menurut
survey Wahid Fondation, bahwa 800 orang Indonesia saat ini telah menjadi
pejuang ISIS di Syria dan negara lainya yang sedang berkonflik.
Dadang juga berpesan agar kita semua
dapat berperan serta untuk memerangi terorisme sesuai dengan fungdi dan
tugas kita masing-masing. “Perbedaan adalah anugrah maka dari itu
apabila ada virus-virus idiologi yang dapat membahayakan pancasila wajib
kita lawan,” kata perwira berpangkat tiga melati ini.
Sementara itu, Dandim 02/01 Kolonel
Bambang Herquntanto dalam kordinasi tiga pilar mengatakan bahwa ia
merasa kaget bercampur tak percaya pada peristiwa pengeboman yang
baru-baru ini bahwa ada anak-anak yang di ikutsertakan dalam melakukan
pengeboman.
Kita lihat disana banyak korban berjatuhan tentu membuat hati dan perasaan kita pedih dan sedih.
Negara kita dibangun dari keberagaman dan kebhinekaan .
Sebenarnya sistim pemerintahan kita
sangatlag bagus sebut Dandim,coba kalian cari dinegara mana yang ada
kepala lingkungan serta TNI-poltinya masuk dan bersentuhan langsung
dengan masyarakat. Tentu di Indonesia saja yang ada.
Jadi knapa hal ini tidak kita jadikan sebagai alat untuk deteksi dini terhadap paham radikal.
Kepala lingkungan contohnya harus tau
warganya siapa saja dan apa kegiatanya begitu juga dengan Bhabinsa dan
Bhabinkamtibmas harus tabu warga binaanya , apa profesinya dan apa saja
kegiatanya.
Kepala Lingkungan merupakan kontrol
pertama dan bila menemukan hal yang mencurigakan akan langsung
melaporkanya pada atasan hal ini yang di katakan, Kolonel Bambang di
hadapan ratusan Kepala Lingkungan, Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas yang
hadir.
Turut hadir dalam acara Walikota Medan,
kepala kejaksaan Negeri Medan, kepala pengadilan Negeri Medan, Lurah dan
para camat serta ratusan Kepala Lingkungan se kota
Medan.(ceria)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.