Medan, (SHR) Kapolda Sumut, Irjen Pol Paulus Waterpauw menghadiri dialog public yang dilaksanakan Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara (GEMASU), mengangkat tema peran serta mahasiswa, pemuda dan netralitas Polri sukseskan Pilkada damai di Sumut, hindari isu SARA dan konflik sosial serta jaga kekondusifan, bertempat di Hotel Daksina Jalan SM Raja, Jumat (23/2) petang.
Dalam kesempatan tersebut, Paulus
mengatakan, keberagaman harus dijaga sedemikian rupa. Kemajemukan
masyarakat Sumut sudah terkenal dan Sumut adalah miniatur Indonesia.
"
Sembilan Nawacita sudah jelas mengalir. 4 printah Presiden kepada
Kapolri termasuk promoter. Saat ini kami masih terus meningkatkan
kinerja. Misalnya narkoba, kita ada dan itulah harapan rakyat dan
lakukan sesuatu yang jelas. Pelaku narkoba akan dihentikan di tempat,"
ujar Paulus.
Paulus menekankan, Sumut jadi
barometer keamanan. Saat ini, kata Paulus, Sumut menjadi rangking
pertama dalam tingkat kejahatan mengalahkan Polda Metro Jaya, termasuk
pelanggaran.
Mengenai Pilkada, sebut Paulus, saat
ini sudah masuk ke masa kampanye. "Dalam masa ini akan ada kecurangan
atau black campaign, money politik baik secara terang-terangan atau
dunia maya. Ini akan mengganggu tahapan. Para pelaku yang akan melalukan
kampanya hitam akan ditindak tegas," ujar Paulus.
Paulus
mengatakan, untuk mensukseskan Pilkada serentak, Poldasu telah
melaksanakan Operasi Mantap Praja, didukung sarana dan prasarana yang
optimal. Dalam hal ini, kata Paulus, Polisi netral dan independen.
"
Polisi selalu mengatisipasi isu propkatif. Ada Satgas Nusantara
meminimalisasi isu sara agar tidak menjadi konflik sosial yang dapat
menghancurkan sumut," sebutnya.
Dalam kesempatan
tersebut, Kapolda mengimbau pasangan calon, pendukung, mahasiswa dan
seluruh warga untuk sama-sama menjadikan Pilkada Sumut menjadi pilkada
yang damai.
" Sumut adalah rumah kita, jadi harus
dijaga bersama. Kiya harus sama-sama peduli, mau berkomitmen dan menolak
upaya yang akan mengganggu Indonesia tercinta. Kepada masyarakat,
gunakan hak pilih dan untuk aktif memberikan suaranya, bukan karena
politik uang ataupun SARA. Pilihan boleh beda, tapi harus tetap jaga
keutuhan," sebut Paulus.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara mahasiswa dengan para narasumber yang hadir. (ceria)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.