Taput,SHR- PT. Toba Pulp Lestari Tbk, perusahaan
pabrik pulp dan kertas dalam pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) di
kawasan Desa Ranggitgit, Kecamatan Parmonangan, Tapanuli Utara,
terindikasi tidak menaruh perhatian terhadap kelestarian lingkungan dan
keharmonisan dengan alam sekitar termasuk masyarakat sekitarnya.
Kurang lebih 7 bulan, tumpukan kayu-kayu eucalyptus
dan limbah pemanenan pohon dari HTI yang dikelola PT.TPL, dibiarkan
menutupi alur sungai Siunong-unong yang merupakan sumber air Masyarakat
Adat Ranggitgit.
Hal ini disebutkan Edward Siregar
Siregar, warga Masyarakat Adat Ranggitgit, melalui akun Facebook-nya
yang telah dikonfirmasi kepemilikannya, Kamis (20/4/2017).
“Tumpukan kayu Eukalyptus berkisar 500
ton yang menutupi sungai Siunong-unong, di Desa Ranggitgit, kurang lebih
7 bulan teronggok,” sebut Edward dalam postingan di akun Facebook-nya,
yang telah terkonfirmasi.
Edward juga menyebutkan hal itu sudah sangat mengganggu kehidupan warga Masyarakat Adat Ranggitgit.
“Ini sudah sangat meresahkan masyarakat
Adat Ranggitgit. Akibatnya sungai tercemar. PT.TPL seolah sengaja
merusak sumber mata air masyarakat,” sebutnya dan meng-upload foto-foto
dari lokasi di Sungai Siunong-unong.
Sebelumnya, Edward menyebutkan pihak
PT.TPL pernah berjanji akan melakukan perbaikan atas kerusakan
lingkungan yang menyebabkan tercemarnya Sungai Siunong-unong.
“TPL janji akan melakukan perbaikan,
nyatanya inilah, dampaknya sungai kami ditutupi tumpukan kayu
eukaliptus,” terangnya dalam postingan pengantar pada salah satu
videonya di akun Facebook.
Belum diperoleh informasi tentang adanya
pihak atau instansi pemerintah, baik daerah maupun instansi vertikal,
yang turun ke lokasi untuk menangani permasalahan lingkungan yang
terjadi di Desa Ranggitgit ini.( Rel )
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.